Showing posts with label Interview en Tes Psikologi. Show all posts
Showing posts with label Interview en Tes Psikologi. Show all posts

Monday, November 12, 2007

HESS; Sr. Reservoir Engineer

VACANCY

HESS

We are looking for qualified personnel with high motivation, initiative and integrity to fill in the following positions:

SR. RESERVOIR ENGINEER

Qualification:

• Minimum bachelor Degree in Petroleum engineer required.
• Minimum 7 (seven) years of direct experience in reservoir engineer.
• Proficiency in English both speaking and writing.
• Proficiency in reservoir engineering software tools (OFM. Pansys, or Shapire, Eclipse, MBAL, Prosper).
• Experienced in simulator including black oil and compositional simulation with a through understanding of fluid and rock properties such as PVT, cap pressure and relative permeability.
• In good state of health.

Email your application and CV not later than 1 (one) week after the publication of this advertisement to:

lamaran@jambimerang.co.id

Only qualified candidates will be contacted for further selection process.


Source :

Lowongan Kerja : An established distributor of Electrical & Mechanical company; SALES ENGINEER FOR OIL & GAS

We are an established distributor of Electrical & Mechanical products in Oil & Gas, Petro Chemical and Mining industries. Our Company located in West Jakarta and have affiliation with a public listed company in Singapore is looking for suitable candidate to fill the following position:

SALES ENGINEER FOR OIL & GAS – (S-1)
- S1 degree in Engineering preferably in Electrical, Electronic, Instrumentation (“Teknik Fisika”), or Mechanical.
- Less than 30 years old
- Have minimum 3 – 5 years experience in sales, preferably in Oil & Gas, Petrochemical or General Industry
- Computer literate, good command of written & spoken English
- Honest, high integrity and self motivated
- Good communication, negotiation & selling skill with positive attitude
- Result oriented, pro-active, team worker, have a real determination to succeed, and able to work with minimum supervision

Interested candidates are invited to submit a comprehensive resume, stating expected salary and date of availability together with a recent photograph to the following email address: har363@gmail.com


Source :

Lowongan Kerja : Weatherford; 2 Positions

We are a multi-national company who are involved in the drilling and production sectors of oil, gas and geothermal projects worldwide, are seeking an enthusiastic, hard-working and motivated individual to fill the position of:

*CONTRACT SPECIALIST*

Ensures that all aspects regarding contract and tender handlings comply with Company procedures. This includes ensuring that all contracts and tenders are subjected to legal review.

Duties/Responsibilities:
• Reviews, drafts, and modifies oilfield service contracts to comply with company contracting guidelines, and prepares associated documentation and advice.
• Communicates with division personnel regarding contracting policies, procedures and processes.
• May conduct contract training seminars for company sales and marketing personnel and other departments.
• Handles special projects, such as domestic and regional MSA’s as assigned

Requirements
• Bachelor’s degree in Law/Business. Master’s degree would be a plus.
• Advanced PC skills.
• Excellent verbal and written communication skills in English (TOEFL score of at least 575).
• Detail oriented and results focused
• Sound knowledge of industry and customers.
• Experience working with internal and external customers as related to oilfield contracts administration.
• Basic awareness of contract law and related legal concepts including practical application in a business environment, in particular, upstream oil and gas operations.
• Understanding of business and cultural environment and customs across assigned region.
• Ability to work independently and make decisions.
• Commitment to customer service, and to working in a team oriented environment.
• Ability to handle multiple tasks and meet deadlines.
• Ability to think analytically and creatively.
• Strong negotiating skills.
• Ability to travel.
• 2 - 4 years of relevant oil and gas service contractor experience required, preferably in contract review and negotiation or related legal or commercial background.

*CONTRACT & TENDER ADMINISTRATOR*

Ensures that assigned tenders are handled in a timely manner and in accordance with BP Migas regulations and Company procedures. This includes ensuring that all contracts and tenders are subjected to legal review.

Duties/Responsibilities:
• Prepares the tender proposal, ensures its completeness, and keeps its confidentiality prior to submission.
• Verifies that contracts are compatible with the original tender documents.
• Informs relevant management of all tender announcements and ensures that company registers when requested.
• Works with other departments involved in the tender preparation process.
• Distributes contract and its amendment (if any) to all related parties.
• Maintains logs of tenders (past and on-going) and/or other related documents properly.
• Maintains contract summaries detailing invoicing requirements, etc. for all active contracts. Other duties as directed.

Requirements:
• A minimum of college diploma in Business Administration. Bachelor’s degree in Law/Business would be a plus.
• Good computer skills such as Microsoft Word, Microsoft Excel, E-mail, and the Internet applications.
• Proficiency in English communication (verbal & written).
• Good interpersonal skills.
• Able to work under pressure and tight deadline.
• Willing to work outside normal work hours when needed.
• Good knowledge of sales/marketing as well as its best practices and broad-based knowledge of core business
• 1-2 years of work experience, preferably in the Oil & Gas industry.
• General knowledge of tender process under BP Migas regulations would be a plus.

Please send your complete resume to Jakarta.recruitment@ap.weatherford.com or visit our web www.weatherford.com for applying the above position & other vacant positions online.

NOTE: Only candidates that meet the above qualification will be shortlisted


Source :

Tuesday, July 10, 2007

Mitos Surat Lamaran Kerja dalam dunia kerja

Mitos 1 : Surat lamaran yang baik beserta design-nya akan mendapatkan pekerjaannya

Surat lamaran dan isinya tidak membuat anda diterima tapi dapat menjadi iklan bagi anda untuk menjalani wawancara. Surat lamaran seharusnya tidak menceritakan tentang diri anda terlalu banyak sehingga pihak yang membuka lowongan dapat membuat keputusan perekrutan. Surat seharusnya sederhana dan memikat pembacanya untuk ingin melihat anda.

Mitos 2 : Pelamar harus punya latar pendidikan terbaik, kemampuan dan pengalaman untuk selalu mendapatkan posisi yang ditawarkan.


Banyak faktor berkaitan dengan keputusan perekrutan. Pendidikan, kemampuan, usia, ketangkasan kerja hanya beberapa kriteria perekrutan. Majikan atau pihak perusahaan akan mewawancarai anda karena mereka ingin melihat anda – bagaiamana penampilan anda, interaksi, dan kesesuaian anda dengan organisasi mereka.

Studi terbaru Yale University melaporkan bahwa 15% alasan seseorang menjadi sukses itu berhubungan dengan kemampuan teknis dan pengetahuan. Namun 85% alasan utama kesuksesan adalah dari kemampuan personal orang itu, yaitu : sikap, perilaku, antusiasme, disiplin diri, gairah kerja dan ambisi.

Inilah mengapa seorang pelamar dengan kualifikasi terbaik diatas kertas seringkali justru tidak mendapatkan posisi yang ditawarkan.

Mitos 3 : Anda dapat rencanakan semua yang anda inginkan, namun untuk mendapat kerja sesungguhnya berhubungan dengan keberuntungan, atau siapa yang kamu kenal, atau berada di tempat yang benar pada saat yang tepat.

Keberuntungan adalah apa yang terjadi pada orang yang mempunyai tujuan jelas dan juga detail rencana tindakan.

Mitos 4 : Perekrut akan menghargai lamaran yang panjang karena itu memberikan mereka lebih banyak informasi dan menghemat waktu wawancara


Kebanyakan lamaran mendapat waktu 30-40 detik saja untuk dilihat. Anda harus dapat mengkomunikasikannya dengan jelas, tepat waktu dan menunjukkan wilayah kompetensi anda. Jarang sekali perekrut mempunyai alasan untuk membaca lamaran yang panjangnya dua halaman.

Mitos 5 : Selalu meletakkan besar penghasilan yang anda inginkan dalam lamaran

Ini hanya berlaku untuk diri anda. Apakah tinggi atau rendah gaji tidak mempunyai nilai positif terhadap lamaran. Gaji selalu dinegosiasikan setelah pihak perusahaan memutuskan bahwa anda adalah orang yang tepat bagi pekerjaan yang ditawarkan.

Mitos 6 : Anda sebaiknya selalu menutup surat lamaran dengan kata-kata : “Saya menanti kabar dari anda”.

Jangan pernah menulis demikian! bahkan disaat seorang pelamar yang merasa rendah karena tidak bekerja dan mengharapkan perekrut untuk mengambil inisiatif. Ini adalah sesuatu yang tidak realistis. Ingat, anda sendiri yang harus mengambil inisiatif. Tetapkan kapan anda akan melakukan follow up. Anda bisa menuliskan demikian :

”Saya akan menghubungi bapak pada Kamis pagi berkenaan dengan pertanyaan yang mungkin akan bapak sampaikan atau untuk kita bisa mengadakan pertemuan pribadi”

Ini mungkin kedengarannya seperti memaksa atau berlaku terlalu tegas, dan mungkin saja memang demikian. Namun apa yang anda inginkan adalah tindakan!. Jerih payah anda akan terbayar.

Mitos 7 : Semakin banyak lamaran yang anda kirim, semakin besar kesempatan anda untuk mendapatkan kerja

Tidak perlu demikian. 30-40 surat lamaran yang dikombinasikan dengan pendahuluan yng berkualitas, cover surat yang baik serta follow up telepon akan lebih efektif dibandingkan 1000 surat lamaran yang dikirimkan secara tunggal tanpa tindakan susulan apa-apa.

Mitos 8 : Sekali saja anda mengirimkan surat lamaran, sisanya menunggu

Jika anda tidak mengambil tindakan maka anda sepertinya tidak akan mendapatkan hasil. Selalu lakukan follow up dengan telepon.

“Kamu dapat melakukan apa saja jika kamu mempunyai antusiasme. Antusiasme adalah ragi yang membuat harapan kamu melambung hingga ke awan-awan. Antusiasme adalah ledakan di matamu, ayunan gaya berjalanmu, genggaman tangan, sentakan yang tidak akan tertahan dari keinginan dan kekuatan kamu untuk mewujudkan suatu gagasan. Antusiasme adalah petarung dimana terjadi penyelesaian. Tanpanya, hanya akan ada alibi.” – Henry Ford (nat)

Sumber: 48 Days – Dan Miller

Career Tips - Jangan Terjebak Mitos Kuno!

Anda sedang mencari peluang kerja baru dengan gaji yang lebih menggiurkan? Atau tengah bosan dengan rutinitas di kantor dan hendak mencari tantangan baru di tempat lain? Pastinya Anda akan lebih rajin membuka-buka koran untuk mencari iklan lowongan kerja atau berselancar di internet dengan tujuan yang sama.

Sayangnya, dalam proses pencarian ini seringkali kita terjebak dengan mitos-mitos yang sebenarnya belum tentu kebenarannya. Selain membuat kita ragu, tak jarang mitos-mitos ini malah membuat langkah mencari kerja yang baru menjadi terhambat. Agar tak salah langkah, cermati mitos-mitos di bawah ini dan seberapa jauh kebenarannya saat ini.

Daftarkan diri ke lebih banyak sites pencarl kerja, dan tawaran kerja akan berdatangan.
Memang mendaftarkan diri ke sites pencari kerja di Internet sangat mudah dan praktis. Tapi jangan lupakan bahwa hal itu hanya salah sate alat dalam berburu kerja dan banyak orang melakukan hal yang sama pula. Buatlah resume Anda seinformatif mungkin dan jika bisa usahakan berbeda dengan format standar yang disediakan di sites web itu. Jangan pula gantungkan harapan terialu banyak di sini, sebab kenyataannya cara "tradisional" seperti mencermati iklan lowongan di media massa maupun memanfaatkan network masih terbukti efektif.

Iklan lowongan kerja yang ada di media mencerminkan bidang kerja yang banyak tersedia
Sebenarnya iklan lowongan kerja yang ada di media hanya mencerminkan sekitar 20% dari posisi yang tersedia di pasar dunia kerja. Lalu kemana sisanya? Tahukah Anda bahwa pekerjaan dengan posisi yang lebih tinggi dan gaji yang besar kebanyakan tidak diiklankan, melainkan ditawarkan melalui network. Jadi jangan remehkan kekuatan sebuah network karena akan jauh lebih efektif saat Anda mencari pekerjaan baru.

Pencari kerja yang kerap berpindah-pindah kerja akan mendapat penilaian negatif
Biasanya hal ini akan terjadi pada mereka yang berpindah-pindah kerja dalam waktu kurang dari satu tahun. Jangan kuatir bila Anda tidak termasuk golongan tadi. Sebab dalam dunia bisnis saat ini yang sangat dinamis sangat wajar bila seseorang berpindah-pindah kerja. Sebabnya tak lain adalah semakin tidak mudah mencari karyawan yang qualified, terlebih di bidang kerja yang spesifik. Cara lain untuk memperhalus hal ini adalah dengan mencantumkan fungsi kerja Anda dibandingkan urutan secara kronologi.

Cover letter tidak begitu penting saat mengirim lamaran
Tiap kali Anda mengirim lamaran kerja, Anda sebaiknya mengirimkan pula cover letter yang khusus ditujukan pada perusahaan yang diincar. Kecuali jika perusahaan itu tidak mensyaratkan cover letter dikirimkan. Cover letter adalah bagian tak terpisahkan dari dokumen lamaran kerja Anda, sebab akan menggambarkan bidang kerja yang sedang dicari dan mengapa Anda adalah orang yang tepat di posisi tersebut.

Resume Anda harus menunjukkan perkembangan positif karir dan peningkatan gaji
Hal terpenting dari sebuah resume adalah bisa menunjukkan kemampuan, pendidikan (atau training), dan pengalaman kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang dicari. Kebanyakan orang hanya meluangkan waktu 20 detik untuk membaca resume. Artinya fokuskan pada elemen kunci yang sesuai dengan bidang pekerjaaan yang Anda incar.

Menurunkan gaji yang diminta akan membuat peluang Anda semakin besar. Satu hal yang jelas, jika Anda melakukan hal itu maka di mata mereka Anda akan terlihat sangat membutuhkan pekerjaan yang ditawarkan. Bisa-bisa malah kesan negatff yang muncul. Dan bila mereka menerima Anda sebagai karyawan baru maka bisa diramalkan Anda tidak akan bahagia di tempat kerja baru karena merasa dicurangi soal gaji. Pastikan saja permintaaan Anda masih dalam range yang wajar dalam industri itu. Satu lagi, jangan jadi pihak pertama yang menyinggung soal gaji. Biarkan mereka yang melakukannya lebih dulu.

Jika jadwal wawancara kerja melebihi jam kerja normal, maka otomatis Anda akan tersingkir
Memang betul kebanyakan wawancara kerja berlangsung pada jam kerja normal. Namun tak jarang pula wawancara berlangsung melewati jam kerja normal, jam 7 malam misalnya. Sebenarnya ada keuntungan tersendiri di sini sebab sang pewawancara akan bisa lebih berkonsentrasi pada Anda dan relatif lebih aman dari gangguangangguan yang ada saat jam kerja.

Hanya mereka yang paling berkualitas akan mendapatkan pekerjaan
Kesalahan persepsi yang paling umum dalam proses wawancara adalah : tidak selalu calon dengan kualifikasi terbaik akan mendapatkan posisi yang ditawarkan. Sebab sebenarnya yang dicari adalah kandidat dengan kualifikasi yang wajar, punya keinginan mengembangkan diri dalam perusahaan, dan kemampuan inter personal. Jadi tak semata-mata berdasarkar resume yang memukau saja. Jika Anda mendapat kesempatan wawancara kerja, artinya Anda dinilai mempunyai nilai lebih dibanding pesaing yang lain. Buktikan diri Anda adalah orang yang cocok untuk posisi yang ditawarkan saat wawancara kerja berlangsung.

Para headhunter benar-benar memahami keinginan pengembangan karir Anda.
Tutur kata memang bisa menipu. Asal ingat saja bahwa headhunter atau lembaga yang biasa merekrut pencari kerja biasanya dibayar oleh perusahaan yang tengah mencari karyawan baru. Jadi jelaskan loyalitas mereka kepada siapa? Jangan terkecoh dengan janji-janji manis atau rayuan untuk segera pindah ke tempat yang baru.

Berganti karir adalah hal yang sangat tidak mungkin
Hal ini tidak seluruhnya benar. Sadarilah saat ini situasi lapangan kerja selalu berubah dan semakin banyak orang yang berganti karir, bahkan bisa lebih dari dua kali. Kuncinya adalah Anda harus punya perencanaan karir yang balk dan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai ambisi Anda. Transfer pengetahuan Anda di bidang yang selama ini digeluti ke bidang baru yang menanti di depan. Lebih balk lagi jika Anda memang menyukai pekerjaan yang baru itu sepenuh hati.

Jangan terlalu "menjual" diri kepada calon tempat kerja baru
Jujur saja, job hunting is about marketing yourself to employers. Artinya di sini dibutuhkan pula kemampuan menjual dan juga bernegosiasi. Anggap saja diri Anda sebuah produk. Maka yang Anda perlukan adalah bagaimana meyakinkan pembeli bahwa Anda adalah produk terbaik untuk bidang itu. Di sinilah dibutuhkan kemampuan marketing.

Jika umur sudah mencapai 30 tahun, maka akan lebih sulit mendapatkan pekerjaaan
Memang faktor umur berpengaruh datam proses pencarian kerja terutama bila berkaitan dengan pekerjaaan yang membutuhkan kekuatan fisik. Namun jika Anda mempunyai kemampuan, pengalaman, dan pendidikan yang bagus tentu hal ini bisa dikesampingkan. Selain itu sikap Anda juga harus mencerminkan profesionalitas yang matang oleh pengalaman dan juga team player.

Saat situasi semakin sulit di kantor, segera ambil tawaran kerja pertama yang ada
Sama seperti di tempat lain, hubungan kerja tak selamanya berjalan harmonis. Bisa saja muncul konflik yang membuat diri kita dalam posisi tak mengenakkan. Pertanyaannya, apakah kita harus langsung menyambar penawaran kerja baru yang pertama kali datang? Hati-hati, jangan biarkan emosi mendominasi. Ambil penawaran kerja yang datang hanya bila Anda yakin peluang baru itu sesuai bagi karir dan tentu lebih balk dari sisi penghasilan. Jika tawaran itu tidak sesuai dengan 2 hal itu, cari lagi peluang yang lain. Ambil waktu untuk berpikir jernih dan baru buat keputusan.

Sumber: Majalah Inview

Monday, July 9, 2007

Seputar penulisan cv, surat lamaran kerja

Follow-Up Interview

Ada baiknya setelah interview, Anda membiasakan diri untuk segera membuat surat ucapan terima kasih. Cara seperti ini akan membuat Anda lebih menonjol daripada kandidat-kandidat lain yang telah diinterview. Sebab, tidak banyak orang yang mau berepot-repot membuat surat untuk mengucapkan terima kasih. Atau bisa juga mereka merasa sungkan atau janggal melakukan ini.

Yang perlu disampaikan dalam surat ini, pertama, tentunya Anda berterimakasih kepada orang-orang yang meluangkan waktunya untuk mewawancarai Anda. Selain itu, secara singkat Anda ingatkan kembali kemampuan Anda yang bisa menjawab kebutuhan perusahaan atau yang bisa memberi kontribusi bagi perusahaan. Anda juga bisa memberi info tambahan yang belum Anda sampaikan dalam interview, atau solusi untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi perusahaan.


Apa Yang Anda Ketahui Tentang Perusahaan Kami?

Jika Anda tidak bisa menjawab pertanyaan ini, Anda sebenarnya belum siap menghadapi wawancara kerja.

Demi kebaikan Anda sendiri, carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang perusahaan/organisasi yang akan Anda datangi untuk wawancara kerja. Yang perlu Anda ingat, dalam wawancara nanti, Anda harus bisa mempertimbangkan dengan bijak informasi mana yang perlu Anda ungkapkan dan mana yang Anda simpan sendiri. Jika Anda mengetahui keburukan-keburukan perusahaan itu, tidak perlu Anda katakan di sini. Misalnya pada wawancara kerja untuk sebuah stasiun televisi, Anda tidak perlu mengatakan tentang rendahnya kualitas program untuk anak-anak di stasiun televisi tersebut saat ini.

Jawaban yang Anda berikan bisa tentang ringkasan profil perusahaan yang menunjukkan bahwa Anda tahu bidang yang dijalankan, serta besarnya perusahaan/organisasi itu.
Dear or Sir Madam … Itu Biasa!

Surat lamaran kerja Anda sebaiknya ditujukan kepada orang yang akan membaca surat itu. Oleh karena itu nama orang tersebut harus dicantumkan. Cara seperti ini akan membuat surat Anda berbeda dengan setumpuk surat lainnya, sehingga ada kemungkinan mendapat perhatian khusus.

Selain itu, dengan mencatumkan nama orang yang Anda tuju pada surat lamaran, Anda menunjukkan kepada pembuat keputusan bahwa Anda punya inisiatif dan motivasi yang kuat untuk bekerja di perusahaan tersebut. Mengapa demikian? Karena untuk mendapatkan nama itu, Anda mungkin harus berusaha misalnya mencari melalui internet, menelepon perusahaan tersebut, datang ke perusahaan untuk melihat di laporan tahunannya atau usaha-usaha kreatif lainnya.

Karena itu, sebisa mungkin hindari “Dear Sir or Madam” atau “Yth. HRD” dan hal semacam ini. Kata-kata ini kesannya biasa, sementara untuk bersaing dengan ratusan pelamar, surat lamaran Anda harus luar biasa agar menonjol dari yang lain.
Alasan Meninggalkan Pekerjaan

Saat ini masih ada orang yang berpikiran bahwa yang normal adalah bekerja di satu tempat sampai pensiun tiba. Mungkin pola pikir ini peninggalan jaman dulu ketika sekali seseorang bekerja sebuah perusahaan, berarti ia bisa bekerja di sana selamanya. Pada masa itu, berganti-ganti pekerjaan, seperti yang sering dilakukan sekarang, dianggap tidak baik karena menandakan ketidakloyalan.

Meskipun jaman sudah berganti, kenyataannya masih ada orang yang berpandangan seperti ini. Karena itu, sebaiknya jika Anda sering berganti-ganti pekerjaan, surat lamaran kerja dan CV Anda tidak perlu mencantumkan alasan meninggalkan pekerjaan yang terdahulu. Ingat, Andalah yang memegang kendali, bukan calon atasan Anda. Lagipula, sebenarnya hanya ada empat alasan dasar mengapa orang ingin pindah kerja: prospek yang lebih baik, gaji yang lebih tinggi, mutasi, atau PHK. Yang manapun alasan Anda, Anda tetap akan dipandang sebagai pekerja yang berisiko bagi perusahaan. Karena itu, lebih baik Anda menerangkan hal semacam ini saat wawancara kerja, itupun kalau Anda ditanya.
Hilangkan Informasi Negatif dalam CV Anda

CV Anda adalah brosur yang berisi profil Anda, bukan otobiografi Anda. Pernahkah Anda membaca brosur sebuah produk yang mencantumkan kelebihan dan kekurangan produk tersebut? Nah, sama halnya dengan brosur produk, CV Anda harus menunjukkan Anda layak dipertimbangkan. Tidak lebih, tidak kurang.

Tidak ada aturan pasti mengenai jumlah halaman. Tetapi biasanya minimal satu halaman kalau Anda seorang Senior Executive, dua halaman jikabukan. Sebaiknya, CV Anda tidak lebih dari empat halaman.

CV sering digunakan sebagai panduan wawancara. Kegunaan ini sering tidak dihiraukan atau diremehkan oleh pelamar. Apabila CV menunjukkan kegagalan studi Anda, itulah yang akan dibicarakan saat wawancara. Karena itu, sebaiknya Anda hanya mencantumkan informasi positif, Jangan yang negatif. Andalah yang memegang kendali atas isi CV Anda. Jadi Anda bebas menghilangkan beberapa informasi. Yang mana yang Anda hilangkan? Yang pasti hilangkan informasi negatif. Informasi negatif hanya cocok diungkapkan saat wawancara ketika Anda mempunyai kesempatan untuk memberi penjelasan. Misalnya, Anda dipecat lima tahun yang lalu karena Anda tidak setuju dengan atasan Anda, tetapi Anda memiliki karir yang sukses setelah itu, maka Anda tidak harus mencantumkan riwayat pemutusan kerja tersebut dalam CV Anda.
Tampilkan CV yang Menarik

Kadangkala CV yang tampilan isinya mendekati garis tepi kertas terlihat sesak. Mungkin saja isinya bagus, tapi penampilannya tidak menarik. Di restoran yang bergengsi, makanan ditata dengan menarik untuk mencerminkan kelezatan rasanya. CV pun harus diatur dengan prinsip yang sama – tampilannya harus semenarik mungkin.

Kelihatannya memang tidak masuk akal bila seorang perekrut menilai Anda dari tampilan CV Anda dan bukan isinya. Isi CV tetap merupakan aspek terpenting, tapi aspek lainnya juga harus diperhatikan. Misalnya, ketika perekrut dihadapkan dengan enam atau tujuh ratus CV, dan setelah sekitar satu jam ia berkutat dengan CV yang kacau-balau dan tampilannya tidak menarik, pastilah godaan untuk menyingkirkan CV tersebut sangat besar. Untuk apa menghabiskan waktu membaca CV yang semacam itu bila CV berikutnya tampak jauh lebih menarik?

Jangan biarkan jerih payah menyusun isi CV Anda jadi sia-sia hanya karena tampilannya tidak menarik.Ingat, jika CV Anda memberi kesan bahwa Anda menulisnya dengan sungguh-sungguh, CV Anda akan diluluskan ke tahap selanjutnya. Anda tentunya pernah mengalami hal seperti ini. Kalau Anda lewat sebuah toko yang pajangannya di etase tidak menarik, Anda mungkin tidak memperhatikan toko itu. CV Anda adalah etalase yang menampilkan karir Anda. Jangan biarkan perekrut melewatinya begitu saja.
Menjawab Pertanyaan Interview dengan Humor

Beberapa pertanyaan bisa dijawab dengan humor, terutama jika jawaban yang rasional tidak akan mampu menghilangkan kecemasan pewawancara. Jika Anda terjebak dalam keadaan seperti ini, tunjukan bahwa pertanyaan yang diajukan (dan kekhawatiran yang terkandung di balik pertanyaan itu) tidak jadi masalah buat Anda, dan dengan demikian juga tidak jadi masalah bagi pewawancara dan perusahaan.

Meski penggunaan humor dalam interview sebenarnya cukup berisiko, dan juga tidak mudah untuk mengaplikasikannya secara tepat, namun humor bisa menjadi alat yang tepat untuk mengatasi pertanyaan sulit. Yang harus diingat adalah jangan menggunakan humor jika hubungan Anda dengan pewawancara masih sangat formal dan kaku. Jika hubungan sudah mulai mencair Anda boleh menggunakan humor sedikit-sedikit dan dengan sangat hati-hati. Penggunaan humor yang tepat bisa membuat pewawancara terkesan pada Anda.

Contohnya, jika Anda diberi pertanyaan, “Apakah Anda ingin duduk di kursi saya suatu hari nanti?” Anda bisa memberi jawaban, “Ya, jika Anda mendapatkan kursi yang lebih nyaman!”
Empat Kekhawatiran Pewawancara

Sebelum belajar cara menjawab pertanyaan wawancara kerja, kita perlu tahu empat hal yang menjadi kekhawatiran pewawancara. Kalau kita paham ini, kita jadi tahu bahwa di balik setiap pertanyaan wawancara sebenarnya ada suatu kekhawatiran dari orang yang menanyakan itu. Dengan memahami keempat kekhawatiran tersebut, kita dapat memberi jawaban untuk menangkis kekhawatiran itu.

Selanjutanya bisa di baca di :
http://mojora.wordpress.com/2006/08/04/seputar-penulisan-cv-surat-lamaran-kerja/

Tuesday, July 3, 2007

Trik Wawancara Kini Beda dengan Dulu

Bagaimana teknik wawancara yang baik agar calon pemberi kerja terkesan? Tentu bukan pembicaraan searah dari pewawancara. Anda harus mengimbanginya dengan umpan balik positif sekaligus mengekspos daya jual Anda. Ingat sesi wawancara bukanlah interogasi, melainkan percakapan. Jadi usahakan untuk memaksimalkan waktu itu untuk memberi tahu pewawancara bahwa Anda layak direkrut.

Wawancara berdasar kompetensi lazim dilakukan sekarang, bukan lagi wawancara 'gaya lama' yang umum dipakai perusahaan untuk merekrut karyawan baru. Gaya wawancara lama, pewawancara akan bertanya pada Anda apakah cukup punya keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk posisi yang dilamar.

Pada wawancara berdasar kompetensi, pewawancara akan menanyakan lebih jauh mengenai karakter dan sikap pribadi untuk menentukan apakah Anda cocok di perusahaan itu. Hal ini biasa disebut kompetensi perilaku.

Seorang pewawancara berdasar kompetensi akan menghabiskan setengah waktu percakapan untuk menanyakan keahlian kerja dan setengahnya lagi mengenai kompetensi perilaku. Nah, pewawancara biasanya butuh bukti tindakan seperti apa yang Anda ambil di situasi sebenarnya yang pernah Anda alami. Makanya, jangan ragu menceritakan pengalaman saat Anda menangani krisis di perusahaan lama, atau mendapatkan proyek yang semula tampak mustahil ditangani.

Apa saja yang biasanya menjadi prioritas pewawancara yang harus Anda ketahui? Berikut di antaranya:
· Apakah Anda aset atau utang? Dengan kata lain, apakah Anda mampu menghasilkan uang atau menghemat uang perusahaan?
· Apakah Anda seorang team player? Apakah Anda akan cocok dengan hirarki perusahaan atau hanya seperti butiran pasir di laut alias sama dengan yang lain? Bisakah Anda bersikap memberi dan menerima perintah dengan selayaknya?
· Apakah Anda akan cocok dengan budaya perusahaan dan tidak bersikap one man show?

Strategi Anda
Mulailah berinisiatif menceritakan pengalaman Anda, sebelum pewawancara dengan susah payah berusaha 'mencari tahu' pengalaman Anda. Mau tak mau Anda memang harus punya cerita pribadi yang bisa dijadikan contoh kesuksesan di masa lalu, masing-masing cerita harus berdurasi tak melebihi 90 detik. Sekilas, namun mengangkat 'bobot' Anda di mata pewawancara.

Anda harus mulai membangun berbagai cerita di sekitar wilayah ini:
· Contohkan apakah Anda menghasilkan uang atau menghemat uang di perusahaan yang sekarang atau yang lama.
· Krisis pada kehidupan atau karir Anda serta bagaimana Anda menangani atau pulih dari kondisi itu
· Saat di mana Anda berada di dalam sebuah tim, serta peran penting Anda di tim itu
· Ceritakan saat Anda menangani stres ketika harus menangani pekerjaan yang menguras tenaga dan pikiran
· Saat di mana Anda berkontribusi pada kesuksesan karena berhasil mengarahkan tim bekerja cemerlang
· Sebuah kegagalan yang terjadi pada pekerjaan dan bagaimana Anda belajar dari situ
· Sejumlah kejadian penting yang mengubah pola pikir Anda dan menjadikan Anda pribadi seperti sekarang (tentunya yang positif)

Cerita Anda akan lebih ampuh dari sekadar tulisan yang disampaikan saat melamar kerja. Cerita Anda itu bisa menjadi ukuran bagi pewawancara apakah layak atau tidak menerima Anda.

Tuesday, June 26, 2007

Planet Interview 101

By: Bill Piker

It is amazing that most future employees feel that during a job interview that they are on stage. That is they are trying to project the image to the future employer in order that they should receive a job offer and ultimately be hired by the firm.

Have you ever thought of the reverse? Here you are willing to devote many years of service to an organization and perhaps they are the ones who should be examined.

Not that you should antagonize and harass the interviewer but rather you should prepare and demonstrate your concern, research skills and thorough overall nature of any project you involve yourself with.

Are these not the skills and attributes that good employers are endlessly searching for in the job selection process rather than corporate interview “Parlor Games “?

What questions should you ask and how should you prepare for these important events?

Firstly if you have not been able to find out previously ask if the firm is privately owned, a government agency or a non profit organization? You would be amazed at how often this issue is muddled or even hidden. Does the organization have main goals and purpose defined? What are the major products or services? Are there upcoming products or changes in the pipeline of goods and services?

It never hurts to ask what skills, education, experience and knowledge are required to qualify by the position so that you can better hone your approach. Similarly what personal qualities and traits are best desired for the job? Does the jobs involve defined duties or is the job description and duties in a state of flux or perhaps even worse not defined until into the fire.

There are two differing views on asking about money and salary. Some think it is crash and insulting. Yet others insist that if you do not ask about salary and bonuses you are showing that you are not a practical person and in the end are not really serious about the job. As they say it is your choice depending on how you read the tea leaves so to speak. Remember that it is you who will pay the price. You may be giving up a good position to come to this new job and at the worst you will invest substantial time and energy. It is best to remember that when you make a value judgment whether to ask or no ask about salary, benefits and job position bonus values.

Lastly look to the concern that the employer places on employee values and welfare.
Does the firm really have sincere concerns regarding the personal and career growth of their employees? Look for emphasis on training, industry contacts, on the job and outsourced training and education that are practical and purposeful rather than a sugar coated approach that is only done for appearances and presentation effects after the horse has bolted so to speak from the corporate barn.

Lastly and most importantly it should be stated and emphasized that if the employer or employee who is conducting the interview takes exception to these basic employee questions you should be grateful.

You have saved yourself a lot of grief and wasted time and energy.

It can said by example that if the gal or guy on the date is a horror show it is not a good idea to marry that person.

Article Source: http://www.marketingarticlebank.com

William Iker www.jerkbossesihaveknown.com www.aceemploymentservices.net

Monday, June 18, 2007

What salary do you expect?

'What salary do you expect' is a question that you want to hear but never want to answer. Most of the times because you will be scared you may undersell yourself; and your fears are well founded. Many employers who ask about the last salary taken, offer about 10-30% above your last salary even if their company generally pays more for the job. There are many ways to beat this problem:

* Be prepared for the question: Best way to handle any problem in life is to be prepared. Interviews too are difficulties that one has to prepare for. In order to be prepared with a good answer you need to know what type of salary the position you are applying for entails. First find out about the salary in the market. You can also find out about the salary offered in the same company either thought the net, or by asking some of the employees - directly or indirectly. Whatever may be your sources, be sure you have a good idea of what the job pays before you face the interview.

* Be prepared to negotiate: The interviewer more often than not will follow the 'what salary do you expect' question with 'what was your last salary'. When asked this be truthful as much as possible. In case you feel the salary you were earning was too low and might make a wrong impression or fix the negotiating platform too low, emphasize why the past salary was not the right remuneration for the job you were doing while at the same time comparing positively to the added value you would give the present job. You should come across as deserving the higher bracket, and not only hankering for a higher pay.
* Be prepared to redirect: The question can very diplomatically passed back with, 'that depends on what is the going remuneration for the job here' or 'what have you earmarked for the job' or 'what is the salary you offer for the job'. Then wait for the answer - if you find it adequate accept it saying it is the same thing you had in mind. If not negotiate for a higher salary based upon your experience, qualifications and extra capabilities.
* Be open: You may say that you were expecting x amount. Be careful though, the interviewer will definitely want to find out why you named that amount - and you should be ready to say why - such as, it is the market rate for the job; it is a reasonable increase on the past job remuneration; the job responsibilities and time would entail it, etc. You need to back up your answer not only with apt reasoning, but also with confidence.
* Be prepared for a lower offer: Whatever you say, unless you are dealing with a highly established company/organization where positions and pays are fixed, you will be offered a slightly lower offer that you name. At that time, if you think it is worthy to jump on the wagon even if it is at a lightly lower salary than expected, then say so. If not, state clearly the minimum salary you would require and why. However, sometimes it is worthy to gain entry into a good company even if the beginning pay is lower than expected, provided the growth prospects are good and the brand of the company looks good on your resume.

Questions to ask during an interview

Usually you will be given the opportunity to ask questions at the end of your interview. You should at least have a few prepared questions or, if you are not sure of any information give during the job interview, now is the time to ask. If you do not ask any questions the interviewer can think you are not as enthusiastic as other candidates who asked 3 or more questions.

By asking plenty of questions, you can also take this opportunity to show your awareness of the current industry situation and that you are interested in a long career. Do not ask more questions than you were asked.
Do you know which questions you can ask at the interview?

It depends on your situation, the position you are applying for, and your relationship with the interviewer(s) and the organization.

Below are some common questions:

Asking questions during an interview will show that you are interested.

* Can you tell me more about the structure of the organisation?
* What kind of management style does your company promote?
* What are the skills that you consider important for this job?
* Do you reimburse travel expenses?
* Do you have a complete job description for this post?
* What kind of software do you use?
* How will my performance be measured?
* Do you have an induction course/notebook?

When you ask questions you will start forming a relationship with your employer. It will also increase interactivity and make you look interested in the company and job your are applying for.

Interview Question

Your job interview preparation can give you a lot of insights on how to answer interview questions. The job description can also give you an insight into what the employer expects of you.

An interview is a test. Each interview question is going to test you on a particular area. The key to pass this test is to practice. Family members, friends, career counsellors and teachers can all help to get the answer to each interview question correct. To improve on the delivery of the answer to your interview question, try using a video camera or a tape recorder. Observe yourself and identify the possible areas of improvement. This is also a good opportunity to observe your own interview body language

Be prepared to answer interview questions related to your CV and cover letter. Make sure you read them before the interview and know what information they contain.

General points to think about before answering an interview question

  • Think about the job and the employer's needs first.
  • Employer's needs come before your own.
  • Emphasise how you will help to achieve the company's goals.
  • Describe your accomplishments in quantifiable words.
  • Explain how your skills and attributes will benefit the organisation.
  • Be specific and to the point.
  • Explain why you approached projects in a certain ways.
  • Explain how the skills you bring will benefit the organisation.
  • Don't downplay your accomplishments or attribute them to luck.
  • Be specific in your answers. Avoid rambling or going off on a tangent.
  • Ask for clarification if you are unsure of the question.

Identify Weaknesses in your CV and be prepared to discuss them. Possible weaknesses in you CV can be:

  • Low GPA.
  • Lack of related experience.
  • Short employment periods.
  • Lack of management experiences.

Interview Questions

Why are you interested in this field?
Why are you interested in this company?
Why are you interested in this position?
Why do you want this job?
What qualities do you think this job requires?
Why do you want to work for this organisation?
What have you got to contribute?
What can we offer you that your present employer cannot offer?
How long have you been looking for a new job?
What do you know about this organisation?
What interests you about this organisation?
What are you looking for in a new job?
What would be your ideal job?
What sort of jobs are you considering at the moment?
What did you do on a day to day basis?
What do you not like about the job?
How did you make a difference to your last organisation?
How successful are you?
What was your greatest success and how did you achieve it?
What has been your biggest failure?
How could you improve yourself?
How did you progress in your last job?
How do you handle criticism?
How do you work with others?
Are you a self-starter, able to work without constant supervision?
Can you be depended upon in critical situations and follow work through to completion?
Are you objective in evaluating yourself and others?
What motivates you?
Are you competitive?
What problems did you encounter and how did you overcome them?
Do you feel you are ready to take on greater responsibilities?
Are you enthusiastic and easy to work with?
Can you work under pressure?

Recruiters need to know what drives you to want the job and why you want to work for the organisation in particular.

Can you manage your time effectively?
How do you structure your day's work?
How do you plan your day and week?
How did you handle sudden unplanned work or crisis?v Can you handle constructive criticism in a productive manner?
What are you like under pressure?
How many hours are you prepared to work?
What are your career goals?
How did you get on with your last manager/colleagues?
How do you express yourself in situations where you have to be tactful?
What initiatives do you take to make the work place more efficient?
How do you deal with different people at work?
How do you handle work in high pressure situations?

These Interview questions are a guide. You will also be asked specific questions related to the industry and the particular job area you are applying for.

Source : http://www.cvtips.com/interview_question.html

interviews tips - for interviewees

  1. Research as much as you can about the company - products, services, markets, competitors, trends, current activities, priorities. See the tips about researching before job interviews.
  2. Prepare your answers for the type of questions you'll be asked, especially, be able to say why you want the job, what your strengths are, how you'd do the job, what your best achievements are.
  3. Prepare good questions to ask at the interview. See the section on questions to ask at job interviews.
  4. Related to the above, request a copy of the company's employment terms and conditions or employee handbook before the interview, in order to save time covering routine matters during the interview.
  5. Assemble hard evidence (make sure it's clear and concise) of how what you've achieved in the past - proof will put you ahead of those who merely talk about it.
  6. Have at least one other interview lined up, or have a recent job offer, or the possibility of receiving one from a recent job interview, and make sure you mention it to the interviewer.
  7. Make sure your resume/cv is up to date, looking very good and even if already supplied to the interviewer take three with you (one for the interviewer, one for you and a spare in case the interviewer brings a colleague in to the meeting).
  8. Get hold of the following material and read it, and remember the relevant issues, and ask questions about the areas that relate to the organisation and the role. Obtain and research: the company's sales brochures and literature, a trade magazine covering the company's market sector, and a serious newspaper for the few days before the interview so you're informed about world and national news. Also worth getting hold of: company 'in-house' magazines or newsletters, competitor leaflets, local or national newspaper articles featuring the company.
  9. Review your personal goals and be able to speak openly and honestly about them and how you plan to achieve them.
  10. Ensure you have two or three really good reputable and relevant references, and check they'd each be happy to be contacted.
  11. Adopt an enthusiastic, alert, positive mind-set. If yoiu want some help with this try the 'I Am' self-belief page.
  12. Particularly think about how to deal positively with any negative aspects - especially from the perspective of telling the truth, instead of evading or distorting facts, which rarely succeeds. See the CV pointers about this - it's very significant.
  13. Try to get some experience of personality tests. Discover your personality strengths and weaknesses that would be indicated by a test, and be able to answer questions positively about the results. (Do not be intimidated by personality testing - expose yourself to it and learn about yourself.) To understand more about personality testing and the underpinning theory - and to find out more about yourself in this respect - see the section on personality theories and make time to read and understand it.
  14. Think about what to wear. See the guidance about choice of dress, clothes and colours for interviews below.

interviews tips - for interviewers 1

  1. You must makes notes of the questions you intend to ask - otherwise you'll forget.
  2. Decide the essential things you need to learn and prepare questions to probe them.
  3. Plan the environment - privacy, no interruptions, ensure the interviewee is looked after while they wait.
  4. Arrange the seating in an informal relaxed way. Don't sit behind a desk directly facing the interviewee - sit around a coffee table or meeting room table.
  5. Clear your desk, apart from what you need for the interview, so it shows you've prepared and are organised, which shows you respect the situation and the interviewee.
  6. Put the interviewee at ease - it's stressful for them, so don't make it any worse.
  7. Begin by explaining clearly and concisely the general details of the organisation and the role.
  8. Ask open-ended questions - how, why, tell me, what, (and to a lesser extent where, when, which) to get the interviewee talking.
  9. Make sure the interviewee does 90% of the talking.
  10. Use 'How?' and 'What?' questions to prompt examples and get to the real motives and feelings. 'Why?' questions place more pressure on people because they suggest that justification or defence is required. 'Why?' questions asked in succession will probe and drill down to root causes and feelings, but use with care as this is a high-pressure form of questioning and will not allow sensitive or nervous people to show you how good they are. Think about how your questions will make the interviewee feel. Your aim and responsibility as an interviewer is to understand the other person - not to intimidate, which does not facilitate understanding.
  11. High pressure causes people to clam up and rarely exposes hidden issues - calm, relaxed, gentle, clever questions are far more revealing.
  12. Probe the cv/resume/application form to clarify any unclear points.
  13. If possible, and particularly for any position above first-line jobs, use some form of psychometric test, or graphology, and have the results available for the interview, so you can discuss them with the interviewee. Always give people the results of their tests. Position the test as a helpful discussion point, not the deciding factor. Take care when giving the test to explain and reassure. Ensure the test is done on your premises - not sent in the post.
  14. Give interviewees opportunities to ask their own questions. Questions asked by interviewees are usually very revealing. They also help good candidates to demonstrate their worth, especially if the interviewer has not asked great questions or there is a feeling that a person has for any reason not had the chance to show their real capability and potential.

Friday, June 15, 2007

Wawancara dan Tes Psikologi (Psikotes)

Sumber: GloriaNet

Berbohong saat tes wawancara bukan hanya tak berguna, tapi juga bisa membuat Anda tidak diterima. Lebih bijaksana bila pertanyaan dijawab apa adanya, spontan, langsung ke pokok persoalan, tidak mengada-ada, tidak menggurui, dan sopan.

"Padahal tinggal wawancara lo, kok gagal. Dulu juga begitu, selalu kandas di tahap ini". Keluhan macam itu banyak kita dengar dari mereka yang tak lolos dalam wawancara psikologi untuk melamar kerja. Sebuah kenyataan yang menyesakkan, apalagi kebanyakan tahapan wawancara berada diakhir proses seleksi. Lolos di sini berarti si calon diterima di tempat kerja yang baru.

Wawancara psikologi punya banyak makna. Ada beberapa versi, salah satunya, menurut Bingham dan Moore, wawancara adalah "... conversation directed to define purpose other than satisfaction in the conversation itself". Sedangkan menurut Weiner, "The term interview has a history of usage going back for centuries. It was used normally to designate a face to face meeting of individual for a formal conference on some point."

Dari kedua definisi itu didapatkan kondisi bahwa wawancara adalah pertemuan tatap muka, dengan menggunakan cara lisan, dan mempunyai tujuan tertentu.

Jangan dibayangkan wawancara itu sama dengan interogasi karena tujuan utamanya memang "berbeda", meskipun sedikit serupa dalam hal menggali dan mencocokkan data. Yang pasti, cara yang dipergunakan dalam kedua hal itu berlainan.

Interogasi lebih menekankan pada tercapainya tujuan, dengan berbagai cara dan akibat, baik secara halus maupun kasar. Posisi interogator lebih tinggi dan bebas daripada yang diinterogasi, serta lebih langsung.

Bandingkan dengan wawancara psikologi, di mana kedudukan antara pewawancara dan yang diwawancarai relatif setara. Kondisinya pun berbeda, karena tidak ada penekanan serta tidak menggunakan kekuasaan. Bahkan dalam kondisi ekstrem, seorang calon karyawan yang diwawancarai bisa saja tidak menjawab, pewawancara pun tidak akan memaksa. Namun, hal itu tentu akan sangat mempengaruhi penilaian dalam pengambilan keputusan seorang psikolog.

Cocok berbobot

Wawancara dalam tes psikologi (psikotes) sebenarnya satu paket dengan tes tertulisnya. Tes ini bertujuan mencari orang yang cocok dan pas, baik dari tingkat kecerdasan, serta sifat dan kepribadian. Istilah kerennya mendapatkan "the right man in the right place".

Cocok berbobot

Wawancara dalam tes psikologi (psikotes) sebenarnya satu paket dengan tes tertulisnya. Tes ini bertujuan mencari orang yang cocok dan pas, baik dari tingkat kecerdasan, serta sifat dan kepribadian. Istilah kerennya mendapatkan "the right man in the right place".

Dasar pemikiran lain kenapa perlu diadakan seleksi, yaitu adanya perbedaan potensi yang dimiliki setiap individu. Perbedaan itu akan menentukan pula perbedaan dalam pola pikir, tingkah laku, minat, serta pandangannya terhadap sesuatu. Kondisi itu juga akan berpengaruh terhadap hasil kerja. Bisa jadi suatu pekerjaan atau jabatan akan lebih berhasil bila dikerjakan oleh individu yang mempunyai bakat serta kemampuan seperti yang dituntut oleh persyaratan dari suatu pekerjaan atau jabatan itu sendiri.

Ada beberapa tujuan spesifik dari wawancara psikologi. Pertama, observasi. Dalam hal ini calon kar-yawan dilihat dan dinilai. Mulai dari penampilan, sikap, cara menjawab pertanyaan, postur - terutama untuk pekerjaan yang memang membutuhkannya, seperti tentara, polisi, satpam, dan pramugari. Penilaian juga menyangkut bobot jawaban dan kelancaran dalam menjawab.

Demikian pula perilaku dan sikap-sikap yang akan muncul secara spontan bila berada dalam situasi yang baru dan mungkin menegangkan. Misalnya, mata berkedip-kedip atau memutar jari-jemari yang dilakukan tanpa sadar.

Dalam hal bobot jawaban, misalnya, si calon bisa dinilai apakah ia memberikan jawaban yang dangkal atau tidak, atau malah berbelit-belit. Jawaban berupa "Ingin naik pesawat" atau "Ingin ke luar negeri" merupakan contoh jawaban yang dinilai dangkal atas pertanyaan alasan menjadi pramugari.

Sedangkan kelancaran dalam menjawab biasanya dinilai dari berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh seorang calon karyawan untuk menjawab pertanyaan.

Dalam wawancara psikologi yang diperlukan sebenarnya jawaban spontan dan tidak mengada-ada. Misalnya, apabila ditanya alamat, sebut saja alamat kita. Tidak usah ditambah-tambahi atau malah berlagak sok pintar.

Tujuan berikutnya dalam tes wawancara adalah menggali data yang tidak didapatkan dari tes tertulis. Misalnya, apakah istri bekerja, anak bersekolah di mana, masih tinggal bersama orangtua atau tidak, serta apa judul skripsi dan berapa nilai yang didapat.

Yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi penilaian adalah kecocokan data. Benarkah data yang ditulis oleh sang calon?

Atas dasar itu seorang psikolog sering melontarkan pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman dan intelegensi si calon. Misalnya, calon mengaku berpendidikan S2, maka diajukan pertanyaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan itu. Bila jawabannya kurang bermutu, dapat saja diambil kesimpulan bahwa calon memiliki intelegensi yang kurang atau dianggap tidak serius selama menjalani proses pendidikan.

Sering juga terjadi hasil tes tulis bagus, tapi hasil wawancaranya kurang meyakinkan. Hal ini bisa terjadi karena mungkin ia telah beberapa kali mengikuti psikotes atau pernah mengikuti bimbingan psikotes. Tes ulang dapat menjadi alat untuk mengatasi keraguan itu.

Dalam konteks di atas, tidaklah mungkin seorang calon membohongi psikolog. Riskan pula bila dia tidak menjawab dengan sebenarnya. Terbuka sudah kepribadiannya yang tidak jujur, padahal kejujuran merupakan prasyarat penting untuk perusahaan.

Pada wawancara untuk evaluasi karyawan atau promosi jabatan biasanya data curiculum vitae (CV) dari instansi atau perusahaan sudah diberikan semua dari Bagian Personalia.

Manfaat lain wawancara adalah melengkapi data yang terlupakan atau tidak tertulis secara lengkap. Misalnya, sudah pernah mengalami psikotes atau belum. Kalau sudah, berapa kali? Untuk apa? Lulus atau tidak? Mungkin juga minat ataupun gaji yang diinginkan. Yang terakhir, manfaat wawancara yaitu untuk membuat keputusan.

Dari hasil pemeriksaan psikologi tertulis dan wawancara, dibuatlah kesimpulan, apakah calon ini memenuhi syarat seperti job description yang diberikan oleh perusahaan atau tidak.

Terkadang ada psikotes yang tidak menggunakan wawancara. Semua itu tergantung tujuan pemeriksaan, ketersediaan data yang mungkin sudah lengkap, serta tidak begitu mensyaratkan penampilan atau postur. Misalnya, bila yang diperlukan operator komputer, yang penting dia bisa komputer dan inteligensinya cukup.

Mengapa gagal?

Banyak calon karyawan gagal dalam psikotes, termasuk di dalamnya wawancara. Mengapa?

Sesungguhnya, hasil pemeriksaan psikologi bersifat rahasia, dalam arti tidak setiap orang dapat menerjemahkan dalam bahasa sehari-hari. Jadi, yang berhak adalah psikolog yang berkompeten.

Hal itu berbeda dengan tes kesehatan, di mana jenis kegagalan dapat disebutkan dengan jelas dan biasanya dapat pula dilihat. Sementara hasil psikotes masih merupakan data kasar berupa angka-angka sehingga perlu dijelaskan dalam bahasa awam oleh psikolog, untuk dijadikan data kualitatif.

Pada dasarnya psikotes bukan ujian. Psikotes tidak mengukur prestasi melainkan potensi dasar setiap individu. Dalam tes prestasi ada materi yang dapat dipelajari, misalnya bahasa Inggris. Bila seseorang mendapat nilai B dalam pelajaran itu, berarti penguasaan materi Bahasa Inggrisnya baik.

Sedangkan psikotes mengukur potensi dasar yang dimiliki tiap individu. Seseorang yang memang pada dasarnya cerdas, dites seperti apa pun tetap akan baik hasilnya. Asalkan dia serius pada saat mengerjakan dan tidak terganggu konsentrasinya sehingga dapat bekerja secara optimal.

Untuk mengurangi risiko gagal, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Yang pertama, penampilan fisik. Perhatikan dengan saksama apalagi bila profesi yang akan dimasuki mensyaratkan penampilan menarik - seperti pramugari, teller bank, atau sekretaris. Sedangkan tentara/polisi lebih menitik-beratkan pada postur ideal antara tinggi dan bobot badan, serta ada persyaratan minimal tinggi badan.

Perhatikan juga cara berpakaian, sebaiknya sesuaikan dengan situasi dan suasana. Misalnya, dalam wawancara untuk calon pramugari sebaiknya tidak mengenakan pakaian yang tidak selayaknya, seperti celana panjang berbahan jins. Atau menggunakan sepatu sandal, meskipun sedang mode.

Kerapian dan kesopanan berpakaian juga dipertimbangkan. Misalnya, tidak mengenakan kemeja yang lengan panjangnya dilipat, atau hanya mengenakan kaus, atau kemeja tidak dimasukkan.

Sikap pun memberikan nilai penting. Yang dimaksud dengan sikap ialah bagaimana si calon karyawan dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Sebaiknya bersikap wajar saja, tidak dibuat-buat, tetapi juga tidak tegang atau gugup.

Selain itu, biasanya dinilai pula kesopanan yang sesuai dengan norma. Misalnya, tidak tampak menjilat, mengetuk pintu bila akan masuk ruangan, atau kalau belum dipersilakan duduk, ya, jangan duduk dulu. Dalam menjawab pertanyaan tidak bertele-tele, langsung pada inti masalah. Kemudian menjawab secara jujur, tidak perlu ditutup-tutupi. Misalnya, pernah tidak naik kelas atau pernah gagal pada tes di perusahaan lain.

Selain itu, dalam menjawab tidak usah menggurui, meskipun si calon sudah memiliki pendidikan yang cukup tinggi, pengalaman cukup banyak, atau dari segi usia lebih tua daripada si pewawancara.

Jangan pula menjawab dengan sombong, misalnya mengaku sebagai atlet yang sudah keliling ke banyak negara dan memiliki segudang prestasi. Bangga boleh-boleh saja, tetapi kalau hasil psikologi tertulisnya kurang baik, tetap saja tidak lulus.

Yang tidak kalah penting, tidak usah bertanya. Meski merasa optimistis dengan hasil tes tulis dan merasa bisa mengerjakan, calon tidak perlu bertanya mengenai hasilnya. Pada dasarnya wawancara adalah tes juga sehingga hal ini akan mempengaruhi penilaian. Selain itu, situasi yang dihadapi saat itu adalah situasi tes, bukan konsultasi psikologi. Pertimbangkan pula banyak calon lain yang menunggu.

Umumnya, untuk memperoleh informasi penting dari calon karyawan digunakan metode FACT, yaitu:

  • F: Feeling. Tentang apa yang dirasakan oleh orang itu. Ditanyakan minatnya, gambaran pekerjaan, apakah juga sudah terbayang.
  • A: Action. Mengenai tindakan-tindakan apa yang telah dilakukan.
  • C: Condition. Kondisi/situasi/keadaan di mana kejadian itu berlangsung.
  • T: Thinking. Mengenai apa yang dipikirkan atau yang diinginkan oleh orang pada saat itu.

Pemahaman yang lebih baik tentang wawancara psikologi akan membuat kita lebih mudah mempersiapkan diri menghadapi jenis wawancara ini. Yang pasti, wawancara psikologi tidak perlu ditakuti dan tidak bisa dibohongi. (GCM/is)


Persiapan Menghadapi Psikotes

Sumber: Tempo News Room

Jika suatu ketika Anda mengikuti psikotes, konsultan pada Dunamis Intermaster, Tomy Sudjarwadi, menyarankan untuk mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut:

Pertama, Anda harus yakin terlebih dahulu bahwa posisi yang akan dimasuki lewat tes itu bukan semata-mata karena pertimbangan ekonomis, yakni untuk mendapatkan pekerjaan dan uang saja. Namun, harus ada unsur kecocokan dengan kemampuan.

Kedua, persiapkan diri dengan istirahat yang cukup. Seringkali, seseorang sebenarnya mampu mengerjakan tes. Namun, ketegangan membuat hasil tes menjadi jelek. Oleh karena itu, Anda harus beristirahat satu atau dua hari sebelumnya agar kondisi fisik menjadi prima.

Ketiga, jangan melihat jawaban orang lain. Pasalnya, hal tersebut akan membuat hasil Anda bertentangan dengan kondisi pribadi yang sesungguhnya. Isilah apa adanya. Jangan lupa untuk menjawab apa yang Anda ketahui terlebih dahulu.

Keempat, setiap psikotes ada pemetaannya. Artinya, setiap tes ada tujuannya. Ada tes ketelitian, kreativitas, dan kecerdasan. Hal-hal seperti ini harus diantisipasi dari awal. Jadi, persiapkan mental sejak awal. (Hilman Hilmansyah - Tempo News Room)

Pengaruh Kontak Mata dan Suara dalam Wawancara

Sumber: Kompas Cyber Media

Apakah pengaruh kontak mata pada saat wawancara? Bagaimana juga pengaruh intonasi suara terhadap keberhasilan wawancara?

Dalam wawancara seringkali faktor diluar "isi" seringkali dapat mempengaruhi keberhasilan suatu wawancara. Mulai dari penampilan, sampai cara berbicara.

Seorang pewawancara yang berpengalaman akan merasakan sebagian karakter yang diwawancara dari sinar matanya. Tidak perlu dengan memelototi, atau dengan sinar mata syahdu, melainkan tataplah secara wajar kepada pewawancara.

Intinya, bahwa melalui tatapan Anda selama wawancara haruslah menandakan:
a) apakah Anda cukup percaya diri,
b) apakah Anda berpikir positif terhadap proses komunikasi dalam wawancara tersebut,
c) apakah Anda jujur dengan isi komunikasi Anda,
d) apakah Anda tampil "jujur" sesuai dengan kepribadian Anda yang sebenarnya, tidak dibuat-buat.

Intonasi akan memperlihatkan apakah Anda seorang yang percaya diri atau tidak. Tidak perlu dengan cara mengatur suara seperti seorang pemain sinetron, tetapi cukuplah bahwa Anda dapat menggunakan intonasi yang menarik minat lawan bicara untuk terus berkomunikasi.

Usahakan tidak memberi nada agresif, atau nada "menutup" diri. Gunakanlah intonasi yang mewakili dengan isi pesan Anda. Volume, warna, dan irama memang harus diatur dengan baik, tetapi bukan harus menjadi orang yang tampil bukan sebagai dirinya sendiri. (kcm)

Bersikap Percaya Diri

Sumber: Media Raharja, 16 Januari 2005

Ada ekspresi khas dalam wawancara pekerjaan dari kebanyakan lulusan Universitas, bila ditanyakan, "Bagaimana kamu melihat hidupmu tiga tahun mendatang?". Pengalaman saya jarang menemukan sarjana baru yang secara spontan menggambarkannya dengan baik apa yang ada dalam pikirannya. Kebanyakan malah memberikan reaksi dengan body-language yang standard: mata melirik ke atas (seolah-olah mencari cicak di langit-langit), kemudian memandangi lagi si pewawancara sambil tersenyum lebar, sembari kemudian berkata bingung, "Bagaimana ya?".

Ada banyak orang yang hidup bagaikan kepompong. Tidak tahu apa yang harus diperbuat dengan masa depan hidupnya. Mereka tidak mempunyai konsep diri yang jelas, sehingga ia merasa sendirian, gelap dan menakutkan. Padahal semua kepompong mempunyai potensi (potential within) untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Kepompong terlalu cepat menghukum dirinya sendiri, ia tidak tahu bahwa dia harus mengalami transformasi untuk menjadi kupu-kupu yang cantik.

Kita semua bukanlah kepompong. Kita semua tahu, suatu saat kita akan menjadi "kupu-kupu" yang cantik. Bukankah kita semua sudah dilengkapi dengan potensi diri masing-masing? Yang kita perlukan sekarang adalah secara aktif masuk dalam proses "transformasi diri" yang sebenarnya sangat terbuka dengan berbagai macam kemungkinan. Jangan cepat menganggap Anda sendirian, gelap dan takut dengan apa yang Anda hadapi sekarang ini. Itu semua adalah bagian dari proses transformasi yang sedang Anda jalani. Percayalah. (tt/dbs)

Saran-Saran Menghadapi Wawancara

Sumber: HanyaWanita.com

Bagi Anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, sebaiknya Anda memperhatikan beberapa saran di bawah ini.

  • Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara
  • Jika tidak diberitahu terlebih dahulu jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian yang bersifat formal, bersih dan rapi.
  • Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan diajukan pewawancara.
  • Usahakan untuk tiba sepuluh menit lebih awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan di perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara).
  • Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah.
  • Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi.
  • Ucapkan salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jika harus berjabat.
  • tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas).
  • Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang tegak dan seimbang.
  • Persiapkan surat lamaran dan CV anda.
  • Ingat dengan baik nama pewawancara.
  • Lakukan kontak mata dengan pewawancara.
  • Tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara.
  • Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang dilamar dan pada perusahaan.
  • Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul; kecuali anda diwawancarai untuk mampu menggunakan bahasa tersebut.
  • Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih.
  • Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi.
  • Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada anda.
  • Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara.
  • Ajukan beberapa pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara umum.
  • Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara.
  • Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya.
  • Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada anda.

Cara Berpakaian Yang Baik Dalam Wawancara

Sumber: Kompas Cyber Media

Berpakaian yang "baik" dalam wawancara memang tidak dapat digeneralisasikan karena setiap perusahaan memiliki kebiasaan-kebiasaan/budaya perusahaan yang berbeda. Namun, ada beberapa tips yang dapat diingat, antara lain:

Cari informasi terlebih dahulu tentang perusahaan dan Bapak/Ibu yang akan mewawancarai Anda. Beberapa perusahaan memiliki peraturan atau "kebiasaan" berpakaian secara formal, tetapi ada juga yang semi formal, atau bahkan ada yang bebas. Hal ini penting, agar Anda tidak dilihat sebagai "orang aneh', disesuaikan dengan posisi yang akan dilamar. Bagi pelamar pria disarankan menggunakan kemeja lengan panjang dan berdasi, tidak perlu menggunakan jas. Berpakaian rapi dan bersih, tidak kusut. Hal ini memberi kesan bahwa Anda menghargai wawancara ini.

Berpakaian dengan warna yang tidak terlalu menyolok (mis. mengkilap, ngejreng).

Bagi pelamar wanita berpakaian yang tidak terlalu ketat (rok bawah, kancing baju atasan).

Berpakaian dengan desain yang simpel (tidak telalu banyak pernik-pernik, toh ini bukan acara pesta).

Tidak berlebihan dalam menggunakan wewangian dan perhiasan. (kcm)

Persiapan Menghadapi Wawancara

Sumber: GloriaNet

Wawancara adalah bagian dari proses penerimaan karyawan yang sering kali membuat banyak orang merasa ketar-ketir. Berbeda dengan proses lainnya misalnya psikotes atau tes keterampilan yang mungkin masih bisa ditebak, wawancara sama sekali tidak terduga, baik mengenai karakter pewawancara maupun pertanyaan yang akan diajukan.

Satu hal yang pasti, proses wawancara mempunyai tujuan tertentu. Bisa saja dimaksudkan untuk lebih mengetahui keterampilan teknis yang dimiliki pelamar, mengetahui kepribadian pelamar, atau sekadar mengetahui kemampuan pelamar menangani berbagai situasi yang berbeda.

Wawancara biasanya dilakukan untuk melengkapi hasil tes tertulis. Hal-hal yang tidak mungkin diperoleh dari tes tertulis akan digali melalui proses wawancara. Dalam hal ini, Anda dituntut untuk benar-benar menguasai bidang pekerjaan yang Anda lamar, sehingga pertanyaan apa pun yang diajukan dapat dijawab dengan memuaskan. Meski sama-sama menguji pengetahuan, namun wawancara sedikit lebih sulit karena Anda harus mampu mengungkapkan pengetahuan tersebut secara verbal.

Sering kali Anda mungkin paham seratus persen materi yang akan ditanyakan. Namun karena Anda gugup, kurang percaya diri, dan tanpa persiapan, semua pengetahuan Anda mendadak buyar. Tidak ada cara lain untuk dapat menguasai kemampuan verbal ini kecuali melatihnya terus-menerus. Berlatihlah dengan seorang rekan untuk mengantisipasi semua kemungkinan pertanyaan yang akan dilontarkan pewawancara.

Wawancara Tak Terduga

Menghadapi wawancara mengenai bidang kerja, mungkin tidak terlalu menyulitkan. Yang sukar jika "topik" wawancara sama sekali tidak jelas dan tak terduga. Hal ini kerap dilakukan untuk mengetahui kepribadian si pelamar.

Kerap kali, jika Anda telah sampai pada tahap wawancara sebenarnya secara kualitas Anda telah memenuhi persyaratan untuk diterima di perusahaan tersebut. Tinggal lagi persoalan cocok-tidak cocok. Dan tidak ada jalan lain untuk menentukan hal ini selain berinteraksi langsung melalui wawancara. Repotnya, tidak ada standar mengenai wawancara "cocok-cocokan" ini, karena sangat tergantung perusahaan masing-masing. Apa yang bisa Anda lakukan ialah membuka mata dan telinga lebar-lebar, mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kebiasaan di perusahaan tersebut. Tidak ada salahnya Anda bertanya kepada resepsionis, satpam, atau tukang parkir sekalipun untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan di tempat tersebut.

Namun, beberapa hal prinsip yang dapat Anda pegang, pewawancara mana pun kurang menyukai orang yang terlalu tertutup. Usahakan memberikan informasi sejelas-jelasnya mengenai apa yang ditanyakan oleh pewawancara. Jangan pasif, sebaiknya usahakan aktif memberi informasi. Jangan mengesankan Anda menyembunyikan sesuatu, namun Anda juga jangan terlalu berlebihan dan menyampaikan hal-hal yang tidak relevan. Tetaplah tenang dan mengatakan yang sebenarnya.

Ada juga tipe pewawancara yang "telah kehabisan ide", yang mencoba-coba memberikan pertanyaan yang terkesan menyelidik, misalnya "jika Anda sebuah pohon, Anda ingin jadi pohon apa?" atau : jika Anda adalah seorang atlet terkenal, kira-kira menjadi siapakah gerangan Anda?" Terhadap pertanyaan begini, berikan jawaban yang panjang-lebar dan pastikan bahwa pewawancara akan merasa bosan sehingga ia akan segera menghentikan pertanyaannya. Namun ingat, usahakan jawaban Anda selalu mengindikasikan karakter yang kuat, ulet, dan bersemangat, karena perusahaan mana pun selalu menyukai orang demikian.

Berbagai Kondisi

Ada kalanya wawancara juga dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan Anda menghadapi dan menangani berbagai situasi. Untuk yang jenis ini Anda mungkin menghadapi pewawancara yang akan mendiamkan Anda begitu saja selama 5-10 menit sebelum memulai percakapan. Mungkin juga ia akan berpura-pura tidak peduli dan membaca koran ketika Anda masuk, atau ia akan mengajukan bantahan-bantahan yang tidak masuk akal terhadap setiap jawaban Anda, atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan konyol tentang keluarga Anda, dan banyak trik lain.

Menghadapi kondisi begini, prinsip utama yang harus Anda pegang adalah Anda benar-benar menginginkan pekerjaan tersebut, sehingga apa pun yang terjadi Anda akan menghadapinya dengan baik. Jika Anda dicuekin, tetaplah bersikap sopan. Katakan "Saya tertarik dengan pekerjaan ini dan bermaksud menjelaskan kepada Bapak/Ibu mengapa Anda harus mempertimbangkan saya untuk posisi ini."

Jangan sampai terpengaruh dengan sikap pewawancara yang mungkin tampak aneh. Usahakan tetap tenang dan berpikir positif. Tanamkan dalam benak Anda bahwa hal ini hanyalah bagian dari proses yang wajar sehingga Anda tidak perlu merasa sakit hati atau kecewa. Nah, selamat menghadapi wawancara. (GCM/Kps)