Tuesday, July 3, 2007

Trik Wawancara Kini Beda dengan Dulu

Bagaimana teknik wawancara yang baik agar calon pemberi kerja terkesan? Tentu bukan pembicaraan searah dari pewawancara. Anda harus mengimbanginya dengan umpan balik positif sekaligus mengekspos daya jual Anda. Ingat sesi wawancara bukanlah interogasi, melainkan percakapan. Jadi usahakan untuk memaksimalkan waktu itu untuk memberi tahu pewawancara bahwa Anda layak direkrut.

Wawancara berdasar kompetensi lazim dilakukan sekarang, bukan lagi wawancara 'gaya lama' yang umum dipakai perusahaan untuk merekrut karyawan baru. Gaya wawancara lama, pewawancara akan bertanya pada Anda apakah cukup punya keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk posisi yang dilamar.

Pada wawancara berdasar kompetensi, pewawancara akan menanyakan lebih jauh mengenai karakter dan sikap pribadi untuk menentukan apakah Anda cocok di perusahaan itu. Hal ini biasa disebut kompetensi perilaku.

Seorang pewawancara berdasar kompetensi akan menghabiskan setengah waktu percakapan untuk menanyakan keahlian kerja dan setengahnya lagi mengenai kompetensi perilaku. Nah, pewawancara biasanya butuh bukti tindakan seperti apa yang Anda ambil di situasi sebenarnya yang pernah Anda alami. Makanya, jangan ragu menceritakan pengalaman saat Anda menangani krisis di perusahaan lama, atau mendapatkan proyek yang semula tampak mustahil ditangani.

Apa saja yang biasanya menjadi prioritas pewawancara yang harus Anda ketahui? Berikut di antaranya:
· Apakah Anda aset atau utang? Dengan kata lain, apakah Anda mampu menghasilkan uang atau menghemat uang perusahaan?
· Apakah Anda seorang team player? Apakah Anda akan cocok dengan hirarki perusahaan atau hanya seperti butiran pasir di laut alias sama dengan yang lain? Bisakah Anda bersikap memberi dan menerima perintah dengan selayaknya?
· Apakah Anda akan cocok dengan budaya perusahaan dan tidak bersikap one man show?

Strategi Anda
Mulailah berinisiatif menceritakan pengalaman Anda, sebelum pewawancara dengan susah payah berusaha 'mencari tahu' pengalaman Anda. Mau tak mau Anda memang harus punya cerita pribadi yang bisa dijadikan contoh kesuksesan di masa lalu, masing-masing cerita harus berdurasi tak melebihi 90 detik. Sekilas, namun mengangkat 'bobot' Anda di mata pewawancara.

Anda harus mulai membangun berbagai cerita di sekitar wilayah ini:
· Contohkan apakah Anda menghasilkan uang atau menghemat uang di perusahaan yang sekarang atau yang lama.
· Krisis pada kehidupan atau karir Anda serta bagaimana Anda menangani atau pulih dari kondisi itu
· Saat di mana Anda berada di dalam sebuah tim, serta peran penting Anda di tim itu
· Ceritakan saat Anda menangani stres ketika harus menangani pekerjaan yang menguras tenaga dan pikiran
· Saat di mana Anda berkontribusi pada kesuksesan karena berhasil mengarahkan tim bekerja cemerlang
· Sebuah kegagalan yang terjadi pada pekerjaan dan bagaimana Anda belajar dari situ
· Sejumlah kejadian penting yang mengubah pola pikir Anda dan menjadikan Anda pribadi seperti sekarang (tentunya yang positif)

Cerita Anda akan lebih ampuh dari sekadar tulisan yang disampaikan saat melamar kerja. Cerita Anda itu bisa menjadi ukuran bagi pewawancara apakah layak atau tidak menerima Anda.

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book